Tuhan terlalu sederhana untuk diwakilkan lewat kata-kata atau sebuah karya baik puisi maupun buku karena Dia memang Maha Sempurna dan memiliki kesempurnaan. Seberapa banyak kata yang ditulis, seberapa panjang puisi di gores bahkan seberapa lama pembicaraan dilakukan, tetap tidak bisa mewakilkan dari Sang Maha Kuasa. Bagaimana mungkin kita bisa menyederhanakan Tuhan sedang Tuhan adalah Maha Rumit, Maha Lengkap dan Maha Segala-galanya.
Ungkapan
dalam bentuk apapun juga tidak akan bisa mewakili Sang Maha Sempurna,
termasuk dalam hal memanggil-Nya. Untuk menghormati manusia, kita bisa
memanggil dengan sebutan “Beliau” sebagai ganti orang ketiga kalau kita
menyebut “dia” akan terasa tidak sopan, namun untuk Tuhan menjadi beda,
ketika menyebut “Dia” maka itu sudah dalam bentuk penghormatan,
begitulah kesepakatan kita bersama.
Begitu
juga dengan nama-Nya, Islam menyebut nama Tuhan Pemilik Seluruh Alam
dengan Allah, disamping ada 99 nama (Asma Ul Husna) yang baik bagi-Nya dan nama-nama itu
untuk mewakili Sang Maha Sempurna. Agama lain memiliki sebutan yang
berbeda dan intinya nama dari Tuhan adalah nama yang menempatkan dia
pada posisi Mulia, Sempurna dan Agung.
Perdebatan
tentang Tuhan tidak akan selesai sampai akhir zaman karena kita sedang
memperdebatkan sesuatu yang terlalu sederhana untuk bisa diwakilkan
lewat ungkapan dalam bentuk apapun. Wajar kemudian ketika seorang
manusia membahas tentang Tuhan, manusia lain dengan mudah membantahnya.
Dalam
mengungkapkan misteri Tuhan misalnya, orang sering menyebut “Mencari
Tuhan” untuk menunjukkan keseriusan dalam mengungkapkan Sang Maha Gaib
dan orang-orang yang mencari kemudian disebut sebagai “Pencari Tuhan”.
Menurut saya wajar-wajar saja dalam mengungkapkan misteri Tuhan memakai
istilah “mencari” karena memang Dia bagi yang belum tersikap masih
tersembunyi. Namun sebagian lain menganggap istilah “Mencari Tuhan”
adalah ungkapan yang keliru karena Tuhan tidak pernah hilang, Dia
meliputi seluruh alam, bagaimana mungkin Dia hilang sedangkan Dia lebih
dekat dari urat leher.
Islam
khususnya orang-orang yang menekuni Tasawuf dalam hubungan dengan Tuhan
memakai istilah “Hijab” atau pembatasan, dimana Tuhan sangat dekat
dengan manusia akan tetapi dalam diri manusia masih adalah kotoran
berupa dosa-dosa yang menutupi hati sehingga Sang Maha Nyata tidak
terungkap. Jadi Tuhan dalam pandangan sufi tidak menyembunyikan
diri-Nya, akan tetapi manusia yang menyembunyikan diri dari Tuhan. “Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenal, maka aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku”.
Logikanya kalau Tuhan bersembunyi maka mustahil manusia menemukan
karena kita tidak mungkin melawan kehendak-Nya akan tetapi kalau Tuhan
tersembunyi, terhalang oleh diri kita sendiri, maka kemungkinan
menemukan Tuhan tergantung ikhtiar masing-masing manusia.
Mencari
Tuhan berarti dengan akal fikiran dan dengan daya kemampuan yang ada
kita dengan sekuat tenaga menemukan Dzat Yang Tersembunyi dan itu
merupakan hal yang mustahil. Saya membuat permisalan begini, kamu tahu hari ini hari apa..? semisal hari jum'at. kenapa kamu bisa yakin kalau hari ini hari jum'at..? sedangkan kamu tidak bisa melihatnya, tidak tahu persis perbedaan dengan hari yang lain. bahkan cuaca dan rasa-rasanya sama seperti hari lainnya, tetapi hati mu bisa meyakini kalau hari ini adalah hari jum'at. Ya begitulah tuhan, kamu tidak tidak bisa melihatnya, kamu tidak bisa mendengarnya, Tetapi hati mu bisa meyakini keberadaannya dan itulah yang di sebut Iman.
Tuhan mempunya sifat wujud (ada).
Wujud artinya ada, dan wajib menyakini dengan sesungguhnya bahwa Allah itu ADA, tidak boleh tidak ada, karena akal tidak dapat menerima bahwa Allah itu TIDAK ADA.
Wujud artinya ada, dan wajib menyakini dengan sesungguhnya bahwa Allah itu ADA, tidak boleh tidak ada, karena akal tidak dapat menerima bahwa Allah itu TIDAK ADA.
Tuhan maha melihat dan maha mengetahui.
Tuhan itu dekat, Dia lebih dekat dari urat leher, dan memenuhi sudut pandang mu karena dia melihat dan mengetahui.
Tuhan maha kuasa
Tuhan menciptakan bumi beserta isinya, tuhan menguasai hidup dan matinya mahluk hidup Tuhan tiada dua di bandingkan mahluk hidup ciptaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar