Selasa, 29 Desember 2015

MENCARI TUHAN

  


 Tuhan terlalu sederhana untuk diwakilkan lewat kata-kata atau sebuah karya baik puisi maupun buku karena Dia memang Maha Sempurna dan memiliki kesempurnaan. Seberapa banyak kata yang ditulis, seberapa panjang puisi di gores bahkan seberapa lama pembicaraan dilakukan, tetap tidak bisa mewakilkan dari Sang Maha Kuasa. Bagaimana mungkin kita bisa menyederhanakan Tuhan sedang Tuhan adalah Maha Rumit, Maha Lengkap dan Maha Segala-galanya.
 
Ungkapan dalam bentuk apapun juga tidak akan bisa mewakili Sang Maha Sempurna, termasuk dalam hal memanggil-Nya. Untuk menghormati manusia, kita bisa memanggil dengan sebutan “Beliau” sebagai ganti orang ketiga kalau kita menyebut “dia” akan terasa tidak sopan, namun untuk Tuhan menjadi beda, ketika menyebut “Dia” maka itu sudah dalam bentuk penghormatan, begitulah kesepakatan kita bersama.
Begitu juga dengan nama-Nya, Islam  menyebut nama Tuhan Pemilik Seluruh Alam dengan Allah, disamping ada 99 nama (Asma Ul Husna) yang baik bagi-Nya dan nama-nama itu untuk mewakili Sang Maha Sempurna. Agama lain memiliki sebutan yang berbeda dan intinya nama dari Tuhan adalah nama yang menempatkan dia pada posisi Mulia, Sempurna dan Agung.

  Perdebatan tentang Tuhan tidak akan selesai sampai akhir zaman karena kita sedang memperdebatkan sesuatu yang terlalu sederhana untuk bisa diwakilkan lewat ungkapan dalam bentuk apapun. Wajar kemudian ketika seorang manusia membahas tentang Tuhan, manusia lain dengan mudah membantahnya.
Dalam mengungkapkan misteri Tuhan misalnya, orang sering menyebut “Mencari Tuhan” untuk menunjukkan keseriusan dalam mengungkapkan Sang Maha Gaib dan orang-orang yang mencari kemudian disebut sebagai “Pencari Tuhan”. Menurut saya wajar-wajar saja dalam mengungkapkan misteri Tuhan memakai istilah “mencari” karena memang Dia bagi yang belum tersikap masih tersembunyi. Namun sebagian lain menganggap istilah “Mencari Tuhan” adalah ungkapan yang keliru karena Tuhan tidak pernah hilang, Dia meliputi seluruh alam, bagaimana mungkin Dia hilang sedangkan Dia lebih dekat dari urat leher.
Islam khususnya orang-orang yang menekuni Tasawuf dalam hubungan dengan Tuhan memakai istilah “Hijab” atau pembatasan, dimana Tuhan sangat dekat dengan manusia akan tetapi dalam diri manusia masih adalah kotoran berupa dosa-dosa yang menutupi hati sehingga Sang Maha Nyata tidak terungkap. Jadi Tuhan dalam pandangan sufi tidak menyembunyikan diri-Nya, akan tetapi manusia yang menyembunyikan diri dari Tuhan. “Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenal, maka aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku”. Logikanya kalau Tuhan bersembunyi maka mustahil manusia menemukan karena kita tidak mungkin melawan kehendak-Nya akan tetapi kalau Tuhan tersembunyi, terhalang oleh diri kita sendiri, maka kemungkinan menemukan Tuhan tergantung ikhtiar masing-masing manusia.
   Mencari Tuhan berarti dengan akal fikiran dan dengan daya kemampuan yang ada kita dengan sekuat tenaga menemukan Dzat Yang Tersembunyi dan itu merupakan hal yang mustahil. Saya membuat permisalan begini, kamu tahu hari ini hari apa..? semisal hari jum'at. kenapa kamu bisa yakin kalau hari ini hari jum'at..? sedangkan kamu tidak bisa melihatnya, tidak tahu persis  perbedaan dengan hari yang lain. bahkan cuaca dan rasa-rasanya sama seperti hari lainnya, tetapi hati mu bisa meyakini kalau hari ini adalah hari jum'at. Ya begitulah tuhan, kamu tidak tidak bisa melihatnya, kamu tidak bisa mendengarnya, Tetapi hati mu bisa meyakini keberadaannya dan itulah yang di sebut Iman.

    Tuhan mempunya sifat wujud (ada). 
  Wujud artinya ada, dan wajib menyakini dengan sesungguhnya bahwa Allah itu ADA, tidak boleh tidak ada, karena akal tidak dapat menerima bahwa Allah itu TIDAK ADA. 
    Tuhan maha melihat dan maha mengetahui.
Tuhan itu dekat, Dia lebih dekat dari urat leher, dan memenuhi sudut pandang mu karena dia melihat dan mengetahui.
   Tuhan maha kuasa
Tuhan menciptakan bumi beserta isinya, tuhan menguasai hidup dan matinya mahluk hidup Tuhan tiada dua di bandingkan mahluk hidup ciptaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar